Jan 30, 2011

Kuch Kuch Hota Hai 13

title : kuch kuch hota hai 13
author : emiko 'reichan' shigenoi akira !! o(≧∀≦)o
genre : romance, angst, humour, smut !! yummy~
ratings : umm.. dont know!! hha. *author yg bener2 ga guna*
pairings : reita x ruki, reita x uruha, aoi x ruki
comments : I'M BACK~!!! penting apa???? hahaha. langsung aja dibacaaaaaaaa~~~~


prologue ] [ 1 ] [ 2 ] [ 3 ] [ 4 ] [ 5 ] [ 6 ] [ 7 ] [ 8 ] [ 9 ] [ 10 ] [ 11 ] [ 12 ]

reita membuka jendela kamarnya. "hey langit, kau sedang mengejekku? kenapa kau ikut mendung begini? harusnya kau cerah di hari bahagianya ruki ini, biar aku--"

"dia tidak bahagia.."

reita terperanjat dan menoleh ke belakang. "a-ayah.. kau sudah bangun?"

"tadi mereka menelepon, mengingatkan kita.."

"hah mereka merepotkan sekali!" kata reita sambil bersiap-siap untuk mandi. "saat aku menikah saja aku tidak perlu menelepon orang-orang yg aku undang seperti itu.."

"karena kau spesial. ingat itu.." kai berjalan keluar dari kamar reita, namun dia terhenti. "jangan salahkan langit. dia begitu karena langit mengerti dirimu. ia sedih akan melihat pernikahan pasangan yg tidak saling mencintaimu.. langit yg bisu itu, selalu dapat mendengar suara hati kita, akira.."

"ayah.." reita terdiam dengan omongan kai.

"ayah akan bangunkan taka. kamu lekas mandi.." kai pun menutup pintu kamar reita. "Tuhan, tolonglah anakku. tolong.."

reita berjalan kembali ke jendela kamarnya. "hey, maafkan aku langit. ku perbolehkan kau menurunkan hujan, tapi nanti, saat air mata ini tidak dapat kubendung. berjanjilah untuk membantu aku menyamarkan air mataku nanti.."


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


reita tersenyum melihat taka yg masih sibuk memakai sepatunya. reita menghampiri taka. "kau sudah siap taka?" tanya reita sambil membenarkan rambut taka.

taka terdiam. dia melihat wajah ayahnya. mata itu.. senyum itu.. mereka semua palsu. "papih.. bolehkan kita tidak pergi hari ini?"

"hey, apa yg kau katakan?"

"aku.. aku.."

"i'm fine. kau tidak tau? papihmu ini sekuat Dwayne Johnson!"

"papih.." taka tidak tahan melihat ayahnya. dia pun memeluk ayahnya erat. "tolong, jangan seperti ini. jangan tutupi luka papih.. taka ngerti kok. maafin taka.."

"selama ada taka, papi takkan bunuh diri kok.."

"taka sayang papih.."


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


ruki melihat bayangannya di cermin. ia tersenyum pahit. kemudian dia melihat foto lamanya bersama reita yg sengaja ia selipkan di cermin. "aku memang berbeda dari aku yg dulu.. semua tidak akan pernah kembali seperti dulu lagi. takkan pernah.." gumam taka perlahan.

"taka.. apa kah kau sudah siap?" tanya ibunya.

"tentu saja sudah. hahaha. aku lagi grogi.. ini pernikahanku."

"ibu mengerti.. tapi.."

"bolehkah aku minta waktu untuk sendiri. tenang saja ibu, aku tidak akan kabur dari rumah dan kawin lari dengan reita.. hehehe. aku hanya.. ini.. aku.." ruki menatap ibunya dengan penuh harapan ibunya mengerti apa yg ia katakan.

ibunya menunduk dan keluar dari kamar. "ibu mengerti nak. take your time.."

"ini tidak mudah.." ruki berlari ke balkon rumahnya dan menatap langit. "aku memohon keajaiban datang. aku.. aku mencintainya. aku mencintainya.."


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


reita sudah sampai di depan gedung resepsi pernikahan ruki dan aoi. dia melihat sekeliling. di sana penuh dengan mawar putih. "pernikahan yg indah.." gumamnya. dia pun masuk ke dalam gedung. pertama yg dia lihat adalah aoi. aoi tepat di hadapannya sedang berjalan menghampirinya dengan penuh senyuman. senyum tulus yg penuh kebahagiaan. entah dia akan kuat atau tidak melihat senyuman ruki nanti. akankah ruki memperlihatkan senyum yg sama dengan aoi?

"hei kawan.. akhirnya sang tamu kehormatan datang. ayo ikut aku, kau akan mendapatkan bangku terdepan.. hahaha." aoi merangkul reita dan menggenggam tangan taka. "apa kabar cintaku? miss your love?" taka menjawabnya hanya dengan senyuman.

"papih.. tolong jangan begini.." gumamnya dalam hati.

"ano.. aoi. dimana mempelai errr.. lelakimu. hehehe."

aoi terdiam dan menunduk. "dia memang masih mencintai ruki-ku.." ucapnya sangat perlahan.

"apa? ...aoi?"

"tidak apa-apa. sahabatmu itu seperti perempuan. kalau berdandan bisa menghabiskan waktu berjam-jam. fuuh. dia ada di kamar ganti di atas. kau boleh menemui dia. tapi jangan bawa dia lari yah? hahaha."

"kau bisa saja.. hahaha. baiklah. aku pergi dulu.."




reita membuka pintu kamar ruki perlahan. dia memasukkan kepalanya untuk melihat ke dalam, takut-takut ruki sedang berganti pakaian atau bahkan dia masih bertelanjang. "hey, singkirkan pikiran kotormu, reita!" bentaknya dalam hati sambil menggelengkan kepalanya. dia pun masuk perlahan ke kamar ruki.

kamar itu kosong. hanya ada suara kipas angin yg berputar. dimana ruki? bukannya katanya di kamar? atau dia di kamar mandi? reita menoleh ke arah kamar mandi. tidak.. di sana kosong. "mungkin dia di balkon?" reita berjalan ke arah balkon.

"aku.. mencintai.. dia.. hanya reita.."

reita terkejut mendengar perkataan itu. dia terdiam dan sama sekali tidak dapat menggerakkan tubuhnya. di hadapannya ruki yg sedang menangis sambil berkata bahwa ia mencintai reita. apa ini kenyataan? ia memberanikan dirinya menghampiri ruki.

ruki membelalakkan matanya dan menoleh saat ia mendengar suara langkah kaki orang mendekatinya. di sanalah reita. "reita.. maaf. aku tida---"

reita segera mencium bibir halus ruki dengan segala perasaannya. tanpa ragu, ruki memeluknya dan membalas ciuman reita tersebut. "Tuhan, biarkan kami seperti ini untuk beberapa saat. Ini kesempatan terakhir kami. Kami yg saling mencintai ini akan segera berpisah. Tolonglah beri kami kesempatan. Hanya untuk sekali ini saja.. Aku mencintai dia, Tuhan.." ucap mereka dalam hati.

tanpa mereka sadari. di belakang pintu yg tidak tertutup rapat itu. ada aoi yg melihat kejadian itu. ia tidak pernah melihat ruki menciumnya dengan ekspresi seperti itu. bahkan ruki lebih sering menghindar dari ciumannya daripada membalas ciumannya. apa perasaannya pada ruki itu tidak sebesar perasaan reita pada ruki? apakah itu sebabnya ruki lebih memilih reita?

BRAKK. aoi membanting pintu yg ada di hadapannya. ia sudah tidak tahan lagi dengan drama ini. "KALIAN BERDUA!!!! KELUAR!!!!" bentak aoi. reita dan ruki menjauh dan tidak dapat berkata apa-apa lagi. aoi menghampiri mereka dengan raut wajah yg sangat menakutkan. dia menarik tangan ruki dan reita dan mengajak mereka ke pelaminan.

"apa aoi akan membatalkan pernikahan ini dan memberitahu semuanya tentang masalah ini?"

"apa aoi akan mengusir reita dari sini?"


mendengar suara ribut dari atas, semua orang yg ada di ruangan bawah pun melihat ke atas. di sana terlihat aoi yg menarik paksa reita dan ruki dari atas untuk turun. "apa yg telah terjadi dengan mereka?" itu yg ada di pikiran semua orang.

sesampainya dia di depan pelaminan, aoi mendorong reita dan ruki ke depan penghulu. "MEREKA!!!!" aoi turun dari pelaminan dan menghadap ke semua pengunjung sambil menunduk. "nikahkan mereka.."

"APA?!?!?!?"

aoi mengangkat kepalanya. "tujuan aku menikah, ingin melihat orang yg aku nikahi dan cintai ini, bahagia denganku. tapi ternyata tidak. dia lebih bahagia dengan orang lain. ini bukti cinta aku.. aku ingin melihat dia bahagia walaupun dengan orang lain." aoi tersenyum. "nikahkan mereka.. aku ikhlas."

reita menggenggam tangan ruki sambil meneteskan air mata. "reita, he's yours. now and forever.." dan pernikahan ini pun di mulai. dengan reita dan ruki sebagai pasangannya.

aoi berjalan perlahan keluar gedung. tiba-tiba ada tangan mungil yg menggenggam tangannya. "masih ada aku yg mencintaimu.." kata taka sambil tersenyum dan menggandeng aoi erat.


Kuch Kuch Hota Hai - Something Happened In My Heart


~ end ~
Share: