Dec 27, 2010

kuch kuch hota hai 5

title : kuch kuch hota hai 5
author : emiko 'reichan' shigenoi akira !! \(^0^)/
genre : romance, angst, humour, smut !! yummy~
ratings : umm.. dont know!! hha. *author yg bener2 ga guna*
pairing : reita x ruki, reita x uruha

prologue ] [ 1 ] [ 2 ] [ 3 ] [ 4 ]
 
"hey. hey, hey, lelaki cantik!! sapa namamu?" teriak reita sambil mengejar dan berusaha mengimbangi jalan uruha.

"kita belum tentu berteman, jadi jangan sok kenal gitu deh!"

"fufufufu. gw kagak ikutan rei~" ledek ruki.

reita smacked ruki's head. "eloooo?!!?!"

"that's hurt, man!!"

"sini sayang.." reita mengelus tangan uruha. "kamu kesini mau nyari siapa?"

"sakamoto-sensei!!"

"owh. judes banget sih kamu.." reita mengecup tangan halus uruha. "kamu tau? dia orangnya itu aneh! gila dan suka ngorok!"

"suka ngorok?"

"yah, aku pernah mendengarnya dia ngorok di kantornya sampe ngiler sebaskom! menjijikan!!"

"reita reita reita!! dia ini--" ruki berusaha memperingatkan reita

"SHUT UP, PENDEK!!" reita mendorong ruki sampai dia menghilang dari pandangannya.

"ah, ruki!! tunggu~" uruha meninggalkan reita dan mengejar ruki.


-------------------------------------------------------------

cukup jauh ruki terpental oleh reita. maklum, walaupun reita itu cuman playboy kelas ikan sapu-sapu, tapi reita tetep punya tenaga untuk menjatuhkan lawannya. hohoho.

"umm.. ruki.. dia sapa?" tanya uruha saat ia membantu ruki berdiri.

"dia yg mana?" ruki menoleh ke kanan dan kiri.

"yang tadi menggangguku.."

"ah, dia itu reita! dia sahabatku! tenang saja, dia orangnya baik banget!!" kata ruki sambil menepuk-nepuk pundak uruha.

"tap--"

"hey, laki-laki tidak boleh berambut panjang!" teriak seseorang dari belakang. menghentikan omongan uruha.

"umm.. maaf. aku masi--" uruha berusaha menjelaskan pada sakamoto-sensei.

"ow ow ow. sakamoto-sensei.." datanglah our hero! reita~

"kenapa kau, bocah tanpa hidung?"

"eeeeehhh???" reita cemberut. "huuff. terserah kau saja sensei! ahahaha." dia tertawa dengan terpaksa. "umm.. kasihanilah dia.. dia baru aja dateng pagi ini. mana sempat dia untuk bongkar koper dan berdandan yang rapi seperti yang sensei man, iya kan sensei? tolonglah. mengertilah~"

"that's right, papa.." jawab uruha sambil merangkul sakamoto-sensei, atau biasa dipanggil saga.

"that's right, pap-- WHAT?? PAPA?!?!"

"yeah. papa~" ruki menambahi belakangan.

"bagaimana bisa??"

"tentu saja bisa!! ahahah. kau aneh sekali, reita.." saga mengacak-acak rambut reita.

"mohon perhatian, kepada sakamoto-sensei.. saya tunggu di kantor. kepada sakamoto-sensei.. saya tunggu di kantor... hhmmhh~" itu suara amano-sensei.

"heemm. mengapa dia harus mendesah juga?" kini wajah saga berubah menjadi merah seperti tomat. dia malu dengan murid-muridnya yang kini menatapnya dengan senyuman "ah, aku tau apa yang kalian berdua lakukan di kantor, sakamoto-sensei~". "umm.. sepertinya saya ada panggilan.. permisi~"

"dadah, sakamoto-sensei!" reita melambaikan tangan. "such a lucky man~"

"umm.. bye ruki. aku sudah ketemu sama papa-ku. mungkin saatnya aku pulang. dia kurang suka dengan dandananku! hehehe." pamit uruha, dan dia pun pergi.

"owh. ruki, i'm dead.." kata reita sambil memeluk ruki erat dari belakang dan menyembunyikan wajahnya di leher ruki.

"udah gw bilang, dengerin omongan gw! lu sih, kagak bisa nahan napsu dikit!!"

tapi, uruha berbalik arah dan kembali menghampiri dua sahabat yang sedang berpelukan hangat itu. "umm.. sapa nama kamu tadi?"

seperti robot yang baru saja diberi baterai, reita pun segera berdiri tegap dan tersenyum playboy ke arah uruha. "i'm suzuki akira, call me reita-sama~"

"ya sapa pun namamu itu.. aku cuman mau mengingatkanmu.." uruha tersenyum bagaikan malaikat pada reita. tapi bagi reita, uruha tersenyum bagaikan malaikat pencabut nyawa yang dalam beberapa saat dapat mencabut nyawanya. "tadi kau bilang papa-ku orangnya itu aneh! gila dan suka ngorok. ah apa ya satu lagi?" uruha mengingat-ingat kembali omongan reita tadi.

"dia sangat dermawan, baik hati, tidak sombong.."

"bukan itu.. ah, aku ingat. dia sampe ngiler sebaskom?? sepertinya kamu salah. papa-ku tidak pernah seperti itu.." uruha pun kali ini benar-benar meninggalkan mereka berdua.

"..." reita berdiri mematung.

"hey, playboy cap ikan sapu-sapu! bagaimana? apa dia cinta sejatimu? sampe-sampe lu rela jadi yaoi buat dia? ckckckck."

"bah, dia? bukanlah! not my type~"

"kalo cowok secantik dia bukan tipe lu? terus tipe lu kayak sapa hah? bisa-bisa lu kagak punya gandengan ampe tua~"

"jih, kata sapa?" reita mencium leher ruki, rahangnya, pipi dan kemudian ke kuping ruki. "gw masih punya lu.."

"HELL NO!! PERGI LU JAUH-JAUH DARI GW~ PERVERT!!" ruki mendorong reita dan berlari menjauh.

reita pun mengejar ruki. "ayolah ruki, liat ade kecilmu. dia sudah melambai-lambai padaku! biarkanlah aku membantu masalahmu dengan adikmu itu!!"

"NOOOOOOOOOOOOO REITAAAAAAAAA!!" ruki masuk ke kelas terdekat dan menutup pintu itu.


-------------------------------------------------------------

"nice ass, man~" uruha hanya bisa menatap geram pada orang-orang yang memegang pantatnya untuk kesekian kalinya pagi itu.

sebenarnya dia benar-benar tidak tahan dengan perlakuan laki-laki itu. hello, dia ini cowok! okay, dengan rambutnya yang panjang dan tampangnya yang cantik, mungkin orang-orang yang hanya melihatnya sekilas akan berpikir dia adalah cewek. tapi dia sudah memotong rambutnya sedikit!! "huuff. tetap saja, tidak merubah image aku di depan mereka.." kata uruha sambil membenarkan rambutnya.

"woooooooppp~ URUHA!!" sapa ruki sambil menepuk dada uruha dengan kencang.

"uhuk. uhuk. kau benar-benar bersemangat, ruki!"

"tentu saja~ aku setiap hari selalu seperti ini. fufufu. hey, rambutmu dipotong?"

"ya.. tapi.. sepertinya tidak merubah image aku di depan mereka.."

"mereka sapa?"

"ya anak-anak kampus ini."

"owh. ahahah. tenanglah.. mereka hanya iri padamu. kalo ada yang menganggumu, bilang saja padaku atau pada sahabatku.."

"sahabatmu?"

"ya, reita! he's my lovely bestfriend!" dengan tampang agak ragu, uruha pun menurut dengan ruki dan berjalan ke arah lapangan.

"huumm. bentar uru, biasanya reita sama temen-temennya ada di sekitar sini.."

bruk.

bruk. bruk.

bruk. bruk. bruk.

"apa itu?" tanya uruha, bingung melihat banyak cowok yang mengelilingi mereka.

"dan itu, reita.." ruki menunjuk orang yang sedang berdiri dihadapan mereka dengan kacamata hitam.

"hai.." sapa reita. "kawan-kawan, lihat sapa yang ada di hadapan kita.. seorang yang dilahirkan di jepang, namun dia dibesarkan di london. hohoho. sesuai dengan adat yang ada di kampus ini, tiap-tiap yang baru saja datang, harus menyanyikan 1 lagu Jepang, benar kawan-kawan?"

"lagu Jepang?"

"ya, lagu Jepang, Mr. Uruha.." reita berjalan mendekati uruha. "apa kau lupa lagu-lagu berbahasa Jepang? lihat, nada bicaramu saja udah sama seperti bule-bule disana.. gw cuman mau tau, sebagaimana cintanya dirimu pada negri tempat kelahiranmu.." reita mendekatkan wajahnya pada wajah uruha. "uruha?"

"permisi~" ruki menjauhkan reita dari uruha. "reitaaaaaaa! udah deh, lu kemaren udah give up ngejailin dia, tapi kenapa lu sekarang malah mau ngerjain dia lagi?"

"diem ruki-ku sayang, just watch this.." reita memukul pantat ruki dan mendorongnya dengan kaki ke arah belakang.

"gw kasih lu waktu buat berpikir.. kalo lu kagak bisa, silahkan keluar dari kampus ini.." reita membalikkan badan dia, menunggu uruha untuk berjanji sambil menjentikkan jarinya.

"Ashita anata no kimochi ga hanarete mo kitto kawarazu ai shiteru.
Ashita anata ni boku ga mienakute mo kitto kawarazu ai shiteru
I WILL WALK TOGHETER, to future not promised to yet
It keeps walking togheter, to the future which you are...
"

reita terhenti, dia membalikkan badannya dan tersenyum pada uruha. uruha mendekati reita, tepat di depannya, "aku memang dibesarkan di London, tapi bukan berarti aku tidak tau kebudayaan, nyanyian, sejarah negara kelahiranku.. aku tidak sebodoh itu, reita-sama.." dengan itu, uruha meninggalkan reita, dan tidak lupa menjentikkan jarinya tepat di depan wajah reita.

"ahahaha. gw mesti dapetin dia.." bisik reita. "ayo kawan-kawan, kita cari anak baru lagiiiiii ~" reita dan rombongannya pun ikut pergi.


-------------------------------------------------------------

"hey, kau sedang melamunkan apa, taka-kun?" hiroto menyenggol ruki yang sedang duduk di teras rumah kost mereka sambil memandang langit malam itu.

"ah, kau, hiroto-san. tidak! aku hanya sedang berpikir saja, apa ya yang harus aku lakukan sekarang?"

"yang harus kau lakukan adalah mencari wanita! ahahaha. aku sudah lama tidak melihatmu menggandeng seorang wanita.."

"wanita? ah, aku belum merasa membutuhkan wanita sekarang.."

"reita?"

ruki menatap hiroto dengan aneh. "ada apa dengan reita?"

"kau menyukai reita kan?"

ruki langsung tertawa geli mendengar itu. "kami hanya bersahabat, lagipula tidak mungkin aku menyukai sesama jenis seperti itu.."

"aku dulu menyukai sesama jenis, hingga sekarang pun aku masih.. aku bi, taka-kun.."

"hi-hiroto-san??"

"dan dulu, kami adalah sahabat. sahabat yang sangat dekat.. sampai akhirnya aku memutuskan untuk bersama selamanya. lihat aku sekarang? masih juga bersama dengannya.."

ruki memeluk hiroto dengan erat. "bagaimana dengan keluargamu?"

"keluargaku merestui hubungan kami, namun keluarganya? tidak.. kami pun kabur dan lihatlah aku? aku di sini, dan dia entah dimana. aku tiap hari hanya bisa berkomunikasi melalui internet. namun, aku terlalu mencintai dia.."

"hiroto-san.."

"sudahlah, lupakan masalahku.. ahahaha. dengarkan aku.." hiroto menatap mata ruki. "saat kau mencintai seseorang, jangan pernah takut untuk mengungkapkannya. selama kesempatan itu masih ada, kau harus terus mengejarnya. kau janji?"

"umm.."

"janji padaku!"

"iya, hiroto-san.."

"now, hug me.."


-------------------------------------------------------------

baru saja uruha melangkahkan kaki di kelasnya, dia sudah di sapa dengan senyuman ramah seorang reita-sama. uruha hanya membalas senyuman reita dan menghampiri bangku kosong yang ada di belakang reita, karena huumm. sepertinya tidak ada bangku kosong lagi di kelas itu.

tapi, saat uruha akan duduk di bangkunya, reita menidurkan kepalanya di meja uruha. uruha menundukkan kepalanya dan terus mendekati bibir reita. reita sudah memejamkan matanya, tinggal sedikit lagi... namun... ia hanya mendapatkan kibasan rambut uruha.

"kamu benar-benar jail, uruha.." dan reita pun kembali duduk normal.

"hey, uruha! kau menduduki bangkuku.." kata ruki sambil memainkan bola basket di tangannya.

uruha bersiap untuk berdiri, "ah, maaf ruki, yasudah lebih baik aku pindah.."

"woooopp~ tenang saja. aku bisa duduk di bangku mana pun! ahahah. hey pendek, pindah kau, aku mau duduk di samping teman baruku." ruki mengusir temannya yang baru saja mau duduk di bangku yang ada di samping uruha.

"pagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii ~"

"pagi, anak-anak.."

"pagi, amano-sensei.." sapa reita, seraya mengedipkan matanya.

"aw~ reita, kau nakal! ahahaha." amano-sensei, atau tora, panggilan untuk amano-sensei mengeluarkan buku dari tasnya. "hari ini kita akan membahas apa itu cinta, Romeo and Juliet.. huumm. sebelum saya membahas tentang buku ini, apakah ada di antara kalian yang tau apa itu definisi dari cinta??" kelas tersebut sunyi. "okay, akan saya tunjuk.. bagaimana dengan.. umm.. uruha.. kau tau apa itu cinta?"

"cinta? cinta.. umm.."

"terlalu lama!! huh. mari kita cari anak lain.. huumm. RUKI!!"

ruki kaget, dia pun tidak sengaja memasukkan pulpen yang dia pakai untuk mengupil, ke dalam hidungnya. "adudududuh. i-iya sensei!" jawab ruki dengan pulpen yang masih menusuk di dalam hidungnya.

"apa definisi dari cinta?"

"cinta? ahahaha. cinta? huumm. cinta? huhuhu. cinta..." ruki cuman bengong dan menatap keliling.

"ah, kau memang anak yang aneh, ruki! mari kita tanya.. umm.. reita.."

reita yang sedang menggambar-gambar di kertas pun berhenti dan menatap tora. "iya sensei?"

"kau tau apa itu definisi dari cinta?"

"menurutku? huumm.. cinta.. cinta adalah persahabatan.." ruki terhenti dan menengok ke reita. "persahabatan itu berawal dari cinta. jika dia tidak mencintaiku, tentu dia tidak ingin bersahabat denganku. ada suatu perasaan yang dia yakini dalam hati, bahwa aku adalah orang yang tepat untuk menjadi sahabat dia. dan perasaan itu adalah cinta. jadi.. cinta adalah persahabatan.. benarkah amano-sensei?"

"huumm. bagus sekali jawabanmu, reita.. cinta adalah persahabatan.. love is friendship.. nice answer, babe.." amano-sensei kemudian memulai pelajaran dia.

reita menoleh pada uruha dan tersenyum penuh arti. uruha just rolled his eyes. dan ruki? dia memikirkan jawaban dari reita. "love is friendship?"



~tbc~
Share: